Berdoalah Pada-Ku
Saya sudah mengikuti semua tips
dan trik dalam berdoa, mulai memanjatkan doa kepada Allah, berdoa dalam keadaan
suci, memilih waktu istijabah, dan doa saya belum terjawab.
Lalu akhirnya banyak yang
menyerah atau malah menyalahkan Allah yang tak kunjung menjawab doanya.
A
|
lkisah
suatu hari seorang ulama besar di kota Baghdad (Iraq) melakukan perjalanan ke
sebuah kota yang jauh dari tempat tinggalnya beliau bernama Imam Ahmad bin
Hanbal. Sesampainya di kota tersebut,hari sudah menjelang malam, Imam Ahmad pun
mencari sebuah masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Karena jarak
antara salat Maghrib dan Isya’ tidak terlalu jauh, Imam Ahmad pun memutuskan
untuk menunggu waktu shalat Isya’ dimasjid tersebut. Setelah selesai menunaikan
salat Isya’ berjamaah, Imam Ahmad memutuskan untuk kembali keBaghdad, namun
entah mengapa beliau merasa lelah dan seketika memutuskan untuk bermalam dimasjid
tersebut hingga esok hari. Ketika hendak tidur Imam Ahmad dibangunkan oleh
penjaga masjid, nampaknya sang penjaga masjid tidak mengenali Imam Ahmad. Imam
Ahmad mencoba berulang kali untuk membujuk penjaga masjid, namun tetap saja ia
tidak diizinkan bermalam dimasjid dan diminta untuk meninggalkan masjid.
Didekat masjid tersebut ada
seorang pembuat roti, ia memanggil Imam Ahmad untuk masuk kedalam rumahnya.
Meskipun si penjual roti ini tidak mengenali siapa Imam Ahmad, dia dengan
senang hati mengajak Imam Ahmad untuk masuk kedalam rumahnya, dan bahkan dia
menawari Imam Ahamad untuk beristirahat didalam rumahnya sampai esok hari,
beliau lantas menerima tawaran sang penjual roti tersebut dan memutuskan untuk
beristirahat dirumahnya. Setiap kali Imam Ahmad mengajak berbincang, sang
pembuat roti pun selalu melayaninya meski Ia tengah sibuk mempersiapkan rotinya
untuk dijual keesokan hari, yang sangat menarik bagi Imam Ahmad adalah
kebiasaan yang dilakukan oleh pembuat roti, ia tanpa henti beristihghfar memohon
ampun kepada Allah, kebiasaan ini membuat Imam Ahmad sangat terkesan. Keesokan
harinya Imam Ahmad karena Imam Ahmad penasaran dengan kebiasaan si pembuat
roti, maka beliau kemudian bertanya kepada pembuat roti tersebut. “Semalam aku
mendengar lantunan istighfar yang selalu engkau baca ketika engkau bekerja
semalaman. Katakanlah padaku wahai tuan, apakah engkau mendapatkan sesuatu
manfaat dari setiap bacaan istighfar yang engkau baca?”. Seorang ulama besar
seperti Imam Ahmad wajar bertanya seperti ini karena beliau sangat mengerti
faedah dan manfaat membaca Istighfar. Lalu sang pembuat roti pun menjawab pertanyaan
Imam Ahmad tersebut. “Sungguh saya telah mendapatkan banyak manfaat dari setiap
istighfar yang saya baca. Demi Allah sejak saya membiasakan diri membaca
istigfar, setiap apapun permohonan kepada Allah, pasti akan Allah kabulkan.
Namun sampai saat ini masih ada satu permohonan yang belum Allah kabulkan
untukku.”. “Apa itu?” tanya Imam Ahmad. Kemudian si pembuat roti menjawab, “Aku
berdoa kepada Allah agar Aku dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hanbal.”.
mendengar hal ini, lantas Imam Ahmad hikmah kenapa beliau diusir dari masjid.
Dari cerita tersebut dapat kita
simpulkan bahwa Allah SWT sudah pasti mempunyai skenario lain yang sangat luar
biasa. Allah hendak mengabulkan doa pembuat roti tersebut dengan peristiwa
diusirnya Imam Ahmad dari masjid.
Cerita Imam Ahmad dan penjual
roti diatas sedikit banyak bisa menjawab pertanyaan tadi. Sudahkah kita
berusaha melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya?,
Sudahkah kita menjaga diri dari berbagai macam perbuatan dosa?, Sudahkah kita
bersungguh-sungguh dalam ibadah kepada-Nya?, Sudahkah kita melazimkan istighfar
(meminta ampun)atas kesalahan kesalahan harian kepada Allah?, Jika belum, maka
entah kita harus malu atau terharu ketika allah tetap mengabulkan doa kita padahal
ribuan dosa menyelimut diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar