Kamis, 10 November 2016

Berdoalah Pada-Ku



Berdoalah Pada-Ku




Banyak yang bertanya atau mungkin merasa lelah, saya selalu berdoa mengapa tak pernah terjawab?
Saya sudah mengikuti semua tips dan trik dalam berdoa, mulai memanjatkan doa kepada Allah, berdoa dalam keadaan suci, memilih waktu istijabah, dan doa saya belum terjawab.
Lalu akhirnya banyak yang menyerah atau malah menyalahkan Allah yang tak kunjung menjawab doanya.



A
lkisah suatu hari seorang ulama besar di kota Baghdad (Iraq) melakukan perjalanan ke sebuah kota yang jauh dari tempat tinggalnya beliau bernama Imam Ahmad bin Hanbal. Sesampainya di kota tersebut,hari sudah menjelang malam, Imam Ahmad pun mencari sebuah masjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Karena jarak antara salat Maghrib dan Isya’ tidak terlalu jauh, Imam Ahmad pun memutuskan untuk menunggu waktu shalat Isya’ dimasjid tersebut. Setelah selesai menunaikan salat Isya’ berjamaah, Imam Ahmad memutuskan untuk kembali keBaghdad, namun entah mengapa beliau merasa lelah dan seketika memutuskan untuk bermalam dimasjid tersebut hingga esok hari. Ketika hendak tidur Imam Ahmad dibangunkan oleh penjaga masjid, nampaknya sang penjaga masjid tidak mengenali Imam Ahmad. Imam Ahmad mencoba berulang kali untuk membujuk penjaga masjid, namun tetap saja ia tidak diizinkan bermalam dimasjid dan diminta untuk meninggalkan masjid.
Didekat masjid tersebut ada seorang pembuat roti, ia memanggil Imam Ahmad untuk masuk kedalam rumahnya. Meskipun si penjual roti ini tidak mengenali siapa Imam Ahmad, dia dengan senang hati mengajak Imam Ahmad untuk masuk kedalam rumahnya, dan bahkan dia menawari Imam Ahamad untuk beristirahat didalam rumahnya sampai esok hari, beliau lantas menerima tawaran sang penjual roti tersebut dan memutuskan untuk beristirahat dirumahnya. Setiap kali Imam Ahmad mengajak berbincang, sang pembuat roti pun selalu melayaninya meski Ia tengah sibuk mempersiapkan rotinya untuk dijual keesokan hari, yang sangat menarik bagi Imam Ahmad adalah kebiasaan yang dilakukan oleh pembuat roti, ia tanpa henti beristihghfar memohon ampun kepada Allah, kebiasaan ini membuat Imam Ahmad sangat terkesan. Keesokan harinya Imam Ahmad karena Imam Ahmad penasaran dengan kebiasaan si pembuat roti, maka beliau kemudian bertanya kepada pembuat roti tersebut. “Semalam aku mendengar lantunan istighfar yang selalu engkau baca ketika engkau bekerja semalaman. Katakanlah padaku wahai tuan, apakah engkau mendapatkan sesuatu manfaat dari setiap bacaan istighfar yang engkau baca?”. Seorang ulama besar seperti Imam Ahmad wajar bertanya seperti ini karena beliau sangat mengerti faedah dan manfaat membaca Istighfar. Lalu sang pembuat roti pun menjawab pertanyaan Imam Ahmad tersebut. “Sungguh saya telah mendapatkan banyak manfaat dari setiap istighfar yang saya baca. Demi Allah sejak saya membiasakan diri membaca istigfar, setiap apapun permohonan kepada Allah, pasti akan Allah kabulkan. Namun sampai saat ini masih ada satu permohonan yang belum Allah kabulkan untukku.”. “Apa itu?” tanya Imam Ahmad. Kemudian si pembuat roti menjawab, “Aku berdoa kepada Allah agar Aku dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hanbal.”. mendengar hal ini, lantas Imam Ahmad hikmah kenapa beliau diusir dari masjid.
Dari cerita tersebut dapat kita simpulkan bahwa Allah SWT sudah pasti mempunyai skenario lain yang sangat luar biasa. Allah hendak mengabulkan doa pembuat roti tersebut dengan peristiwa diusirnya Imam Ahmad dari masjid.
Cerita Imam Ahmad dan penjual roti diatas sedikit banyak bisa menjawab pertanyaan tadi. Sudahkah kita berusaha melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya?, Sudahkah kita menjaga diri dari berbagai macam perbuatan dosa?, Sudahkah kita bersungguh-sungguh dalam ibadah kepada-Nya?, Sudahkah kita melazimkan istighfar (meminta ampun)atas kesalahan kesalahan harian kepada Allah?, Jika belum, maka entah kita harus malu atau terharu ketika allah tetap mengabulkan doa kita padahal ribuan dosa menyelimut diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar